Sejarah Valentine

ASAL USUL PERAYAAN VALENTINE

  Valentine sebenarnya adalah seorang siarawan katolik yang menjadi martir. Valentine dihukum mati oleh kaisar Claudius II karena menentang peraturan yang melarang pemuda Romawi menjalin hubungan cinta dan menikah karena mereka akan dikirim ke medan perang.
  Sang kaisar melihat tentara yang mempunyai ikatan kasih dan pernikahan bukanlah tentara yang bagus. Ikatan kasih dan batin dengan keluarga dan orang-orang yang dicintai hanya akan melembekkan daya tempur mereka. Oleh karena itu, ia melarang kaum pria Romawi menjalin hubungan cinta, bertunangan atau menikah.
  Valetine seorang biarawan muda melihat derita mereka yang dirundung cinta tak sampai ini. Oleh karena itu ia menentang aturan Kaisar dan menolak mengakui dewa-dewa Romawi. Secara diam-diam tentara berkumpul dan memperoleh siraman rohani dari Valentine. Sang biarawan bahkan memberi mereka sakramen pernikahan. Akhirnya aksi ini tercium oleh Kaisar. Valentine dipenjara, dan dia dijatuhi hukuman mati.
  Di penjara, dia bersahabat dengan seorang petugas penjara bernama Asterius. Petugas penjara ini memiliki seorang putri yang menderita kebutaan sejak lahir, namanya Julia. Valentine berusaha mengobati kebutaannya. Sambil mengobati, Valentine mengajari sejarah dan agama. Dia menjelaskan isi dunia semesta sehingga Julia dapat merasakan makna dan kebijaksanaannya melalui pengajarannya itu.

Julia bertanya, "Apakah Tuhan sungguh mendengar doa kita ?"

"Ya anakku, Dia mendengar setiap doa kita" jawab Valentine

"Apakah kau tau apa yang aku doakan setiap pagi ? Aku berdoa supaya aku dapat melihat. Aku ingin melihat dunia
seperti yang telah kau ajarkan padaku"

"Tuhan melakukan yang terbaik untuk kita, jika kita percaya pada-Nya" sambung Valentine

"Oh tentu. Aku sangat mempercayai-Nya" kata Julia mantap.

Lalu, mereka bersama-sama berlutut dan memanjatkan doa.

  Beberapa minggu kemudian, Julia masih belum mengalami kesembuhan. Hingga tiba hukuman mati untuk Valentine. Valentine tidak sempat mengucapkan perpisahan dengan Julia, namun ia menulis sebuah surat dengan pesan untuk semakin dekat dengan Tuhan. Dengan disertai kata-kata "Dengan cinta dari Valentinemu" (yang akhirnya menjadi ucapan mendunia saat ini). Ia meninggal tanggal 14 Febuari 269. Valentine dimakamkan di Gereja Praksedes Roma.

  Keesokan harinya, Julia menerima surat ini, saat membuka sura, ia dapat melihat huruf dan warna-warni
yang baru pertama kali dilihatnya. Julia sembuh dari kebutaannya.

Pada tahun 496, paus Gelasius I menyatakan 14 Febuari sebagai hari peringatan St. valentine. Nama Valentine lalu diabadikan dalam sebuah festival tahunan. Di festival ini, pasangan kekasih atau suami istri Romawi mengungkapkan perasaan kasih dan cintanya dalam pesan dan surat bertuliskan tangan. Di daratan Eropa, tradisi ini berkembang dengan menuliskan kata-kata cinta dan berbentuk kartu berhiaskan hati dan Dewa Cupid kepada siapapun yang dicintainya. Atau memberi perhatian kecil dengan bunga, coklat dan permen.

Sayangnya dari hari ke hari, perayaan valentine telah kehilanganmakna yang sejati. Semangat kasih dan pengorbanan St. Valentine telah dikalahkan oleh nafsu komersialis perayaan ini. Untuk itulah kita perlu mengembalikan makna dari perayaan ini, seperti dalam 1 Yohanes 4 : 16 "Kita telah mengenal dan telah
percaya akan kasih Allah kepada kita. allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada didalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia."



Dikutip dari :
Persekutuan Doa GENBY SMA N 1 Pare
08/02/2013
Josua Bili Andrean.
Share on Google Plus

About pohonberbagi

    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar: